Jumat, 29 Januari 2010

Green Day - Boulevard of Broken Dreams (acoustic)

E Standard tuning, capo 1st fret

Chords you use:

Em - 0 2 2 0 0 0

G - 3 2 0 0 3 3

Dsus2 - x 0 0 2 3 0

Asus2 - 0 0 2 2 0 0

C - 0 3 2 0 1 0

E/D - 0 2 0 1 3 0

A/G - x 0 2 0 2 0

A/Ab - 0 2 1 2 0 0




(Em) (G) (Dsus2) (Asus2) (Em)
I walk a lonely road, the only one that I have ever known
(G) (Dsus2) (Asus2) (Em)
Don't know where it goes, But it's home to me and I walk alone

(Em)(G)(Dsus2)(Asus2)



(Em) (G) (Dsus2) (Asus2) (Em)
I walk this empty street, On the Boulevard of broken dreams
(G) (Dsus2) (Asus2) (Em)
Where the city sleeps, And I'm the only one and I walk alone



(Em)(G)(Dsus2) (Asus2) (Em)
I walk alone, I walk alone.
(Em)(G)(Dsus2) (Asus2)
I walk alone, I walk a....


(C) (G) (Dsus2) (Asus2)
My shadow's the only one that walks beside me
(C) (G) (Dsus2) (Asus2)
My shallow hearts the only thing that's beating
(C) (G) (Dsus2) (Asus2)
Sometimes I wish someone out there will find me
(C) (G) (E/D)
Till then I walk alone


(Em) (G) (Dsus2) (Asus2)
Ah-Ah Ah-Ah Ah-Ah Ahhh-Ah
(Em) (G) (Dsus2) (Asus2)
haaa-ah Ah-Ah Ah-Ah Ah-Ah



(Repeat chord patterns for the rest of the song.)



I'm walking down the line
That divides me somewhere in my mind
On the border line of the edge
And where I walk alone

Read between the lines
What's fucked up and everything's all right
Check my vital signs, to know I'm still alive
And I walk alone

I walk alone, I walk alone
I walk alone, I walk a....

My shadow's the only one that walks beside me
My shallow heart's the only thing that's beating
Sometimes I wish someone out there will find me
Till then I walk alone

Ah-Ah Ah-Ah Ah-Ah Ahhh-Ah
Ah-Ah Ah-Ah I walk alone, I walk a....

SOLO
Rhythm - (C)(G)(Dsus2)(Em) x3
(C)(G)(E/D)


I walk this empty street
On the Boulevard of broken dreams
Where the city sleeps
And I'm the only one and I walk a...,

My shadow's the only one that walks beside me
My shallow heart's the only thing that's beating
Sometimes I wish someone out there will find me
Till then I walk alone

Outro - (Em)(C)(Dsus2)(A/G)(G)(A/Ab) x4







tabbed by KorSare
(special thanks to Erinn)
Chord Guitar Ungu


Chord Gitar Ungu Cinta Gila (OST Sang Pemimpi)

Intro : D5 A5-A#5 A5 G5 G5 F5-E5
D5 A5-A#5 A5 G5 C5-C#5-D5

Dm A
Tahukah kalau apa yang kau lakukan itu
Gm Dm
Tahukah kau siksa diriku
Dm A
Bertahun kunantikan jawaban dirimu
Gm Dm
Bertahun-tahun ku menunggu

Dm A
Kau sangka aku akan menyerah
Gm Dm
Kau sangka aku akan pasrah
Dm A
Dirimu tak perdulikan aku
Gm Dm
Walau cinta hanya untukmu
Gm Dm
Walau kasih hanya untukmu
Gm Dm
Walau sayang hanya untukmu
A
untukmu untukmu untukmu


Chorus
D5 A5 A5 C5 B5 A5
Kau Mimpi-mimpiku
E5 E5 F5 G5 A5
Cinta gilaku
E5 E5 F5 E5 D5
Hanya padamu

A5 C5 D5 A5 A5 C5 B5 A5
Hanya kau Belahan jiwa
E5 E5 F5 G5 A5
Cinta membara
E5 E5 F5 E5 D5
Tiada tara

Interlude : Dm Gm Dm
Dm Gm Dm

A
untukmu untukmu untukmu

Chorus
D5 A5 A5 C5 B5 A5
Kau Mimpi-mimpiku
E5 E5 F5 G5 A5
Cinta gilaku
E5 E5 F5 E5 D5
Hanya padamu

A5 C5 D5 A5 A5 C5 B5 A5
Hanya kau Belahan jiwa
E5 E5 F5 G5 A5
Cinta membara
E5 E5 F5 E5 D5
Tiada tara
tipE-X(selAmat JalAn)

Intro : Am C Am C 2x

Am
Terlalu lama engkau tergenang
C
Hancurkan diri kian jauh tenggelam
Am
Lelah mencoba tuk lepaskan beban
C G F Am
Kau beli mimpi semu tak berarti sendiri
G F E
Tak mampu kau beranjak pergi

Interlude : Am C Am C

Am
Jalan yang panjang nanar kau tatap
C
Tak lagi peduli semua yang terjadi
Am
Semakin dalam larut anganmu melayang
C
mimpimu hadirkan sebuah penantian
G F Am
Alunan hampa ajak kau bernyanyi
G F G
Akhirnya kau pun pergi tak kembali

Reff I :
C G Dm
Banyak sudah kisah yang tertinggal
Am C
Kau buat jadi satu kenangan
G F G
Seorang sahabat pergi tanpa tangis arungi mimpi
C G Dm
Selamat kawan cepatlah berlabuh
Am C
Mimpimu kini telah kau dapati
G F G
Tak ada lagi seorangpun yang menganggu kau bernyanyi

Interlude : Em C Em C 2x
G F Am G F E
Am C

Am
Diam haruku hanya sanggup mengingat
C
Jelas bayangmu yang masih melekat
Am
Dalam kecewa ku hanya mampu katakan
C
Tetaplah tersenyum karena itu jalan
G F Em
Yang telah engkau pilih
G F G
Terbanglah oh terbanglah bersama pelangi

Balik ke Reff I

Reff II :
C G Dm
Semoga dalam damaimu kau mengerti
Am C
Arti gelapnya jalan yang kau daki
G
Hingga indahnya bias mentari
F G
Tak lagi kau nikmati
C G Dm
Selamat kawan cepatlah berlabuh
Am C
Mimpimu kini telah kau dapati
G F G
Tak ada lagi seorangpun yang menganggu kau bernyanyi

Coda : Am C Am C

Chord Guitar Republik Patah Hati

Chord dan Lirik Lagu Republik Patah Hati Dosa

D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

Intro : D Bm G Em A D

Rap : D Bm G Em A D
Salam ya salam Assalamualaikum
Wahai kawanku
Perkenankan kuceritakan resah gelisahku tentang
betapa dekatnya jarak hidup dan mati di dunia ini
Tentang kematian yang setiap saat bisa saja
mendatangiku tanpa permisi

Rap : D Bm G Em A D
Astagfirullah
Begitu banyak waktu yang kulewati dengan sia-sia
Hingga tak ada sedikitpun ruang di hati kecuali
hanya terisi dengan dosa
Dosa kecil dosa besar semua bertumpuk seperti
sampah yang setiap saat bisa menguburku dalam
liang lahat hingga membusuk melebihi
sampah, sampah, sampah

Chorus
D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

Rap : Bm G F#m A 2x
Hingga suatu ketika kujatuh sakit
Udara dingin terasa menggigit
Dan kumerasa inilah akhir perjalanan hidupku
yang begitu singkat dan hanya terisi dosa
Takut mati takut mati
Aku amat sangat takut mati
Kumerasa neraka makin dekat dengan jiwaku
Yang tak bisa melakukan apa-apa lagi

Rap : D Bm G Em A D
Alhamdulillah
Segala puji bagi-Mu ya Allah yang masih
memberi hamba-Mu waktu
Tuk kembali kepada-Mu sungguh aku ingin melunasi
semua dosa-dosaku yang tak mampu kuhitung satu demi satu
Walau aku tahu takkan cukup waktu menghitung
dosa-dosa yang melebihi ciptaan
bintang-bintang-bintang-bintang

Chorus
D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

Rap : D Bm G Em A D
Ra Maghrib, Ra Isya, Ra Subuh, Ra Dzuhur, Ra Ashar, Ra Poso, Ra Zakat, Ra Ngaji
Sregep sing ngapusi
Mendem saben mbengi
Bojo gonta-ganti, nganti bingung sing ngopeni
Kelingan neng omah yen ke-enthekan duit trus njaluk wong tua
Alesan neko-neko nganthi ngapus

Rap : Bm G F#m A 2x
Sarunge mambu nganthi koyo kloso
Dikumbah setahun pisan wae yen arep bodo
Dasarane bocahe mbeleng, wayahe sholat malah pasang nomer
Senin kemis poso susu
Sasi poso malah dolanan susi
susa-susu-susa-susi,susa-susu-susa-susi
saiki susah, sesuk susah
susi marak-ke susah


Intro : D Bm G Em A D

Chorus
D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

D Bm
Pantaskah aku ini
G Em
Jadi penghuni surga
A D
Sedangkanku banyak dosa

Rabu, 20 Januari 2010

Band


Green Day adalah sebuah kelompok musik bergenre punk rock yang berasal dari California, Amerika Serikat dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (penyanyi utama, gitaris), Mike Dirnt (basis, penyanyi pendukung), dan Tré Cool (pemain drum, penyanyi pendukung). Green Day telah diakui di dunia musik karena keberhasilan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre punk rock kembali terkenal, bersama-sama dengan grup musik tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid.

Musik mereka telah mempengaruhi banyak kelompok musik beraliran punk lain, seperti Blink 182 dan Good Charlotte.

Grup musik ini telah menjual lebih dari 50 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 100 juta album di seluruh dunia. Green Day telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti MTV Video Music Awards dan Nickelodeon Kids' Choice Awards, juga berbagai penghargaan lainnya, serta telah memenangkan 3 Grammy Awards (Best Alternative ALbum untuk Dookie, Best Rock Album untuk American Idiot dan Record of the Year untuk Boulevard of Broken Dreams).

Music sample:

[sunting] Diskografi

Sampul Keterangan

1,039/Smoothed Out Slappy Hours

Tracks: At the Library, Don't Leave Me, I Was There, Disappearing Boy, Green Day, Going to Pasalacqua, 16, Road to Acceptance, Rest, The Judge's Daughter, Paper Lanterns, Why Do You Want Him?, 409 in Your Coffeemaker, Knowledge, 1000 Hours, Dry Ice, Only of You, The One I Want, I Want to Be Alone


Kerplunk!

Lagu: 2000 Light Years Away, One For the Razorbacks, Welcome to Paradise, Christie Road, Private Ale, Dominated Love Slave, One of My Lies, 80, Android, No One Knows, Who Wrote Holden Caulfield, Words I Might Have Ate, Sweet Children, Best Thing in Town, Strangeland, My Generation


Dookie
  • Terbit: 1 Februari 1994
  • Grammy Award for Best Alternative Music Album 1995
  • Chart positions: #2 US, #13 UK, #4 GER
  • Sales: Worldwide: 15 million[3], RIAA certification: 10x Platinum (Diamond), UK 2x Platinum (600,000)
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Green Day dan Rob Cavallo

Lagu: Burnout, Having a Blast, Chump, Longview, Welcome to Paradise, Pulling Teeth, Basket Case, She, Sassafras Roots, When I Come Around, Coming Clean, Emenius Sleepus, In the End, F.O.D./All By Myself


Insomniac
  • Terbit: 10 Oktober 1995
  • Chart positions: #2 US, #8 UK, #12 GER
  • Penjualan: Worldwide: RIAA certification: 2x Platinum, UK: Silver (60,000)
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Green Day dan Rob Cavallo

Lagu: Armatage Shanks, Brat, Stuck With Me, Geek Stink Breath, No Pride, Babs Uvula Who?, 86, Panic Song, Stuart and the Ave., Brain Stew, Jaded, Westbound Sign, Tight Wad Hill, Walking Contradiction


nimrod.
  • Terbit: 14 Oktober 1997
  • Chart positions: #10 US, #3 AUS, #11 UK, #31 GER
  • Penjualan: RIAA certification: 2x Platinum, UK: Silver
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Green Day dan Rob Cavallo

Lagu: Nice Guys Finish Last, Hitchin' a Ride, The Grouch, Redundant, Scattered, All the Time, Worry Rock, Platypus (I Hate You), Uptight, Last Ride in, Jinx, Haushinka, Walking Alone, Reject, Take Back, King for a Day, Good Riddance (Time of Your Life), Prosthetic Head


Warning:
  • Terbit: 3 Oktober 2000
  • Chart position: #4 US, #4 UK, #7 AUS, #21 GER
  • Penjualan: Worldwide: RIAA certification: Platinum, UK: Gold (100,000)
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Green Day

Lagu: Warning, Blood, Sex, and Booze, Church on Sunday, Fashion Victim, Castaway, Misery, Deadbeat Holiday, Hold On, Jackass, Waiting, Minority, Macy's Day Parade


International Superhits!
  • Terbit: 13 November 2001
  • Chart position: #40 US, #15 UK, #11 AUS, #67 GER
  • Penjualan: Worldwide: RIAA certification: Platinum, UK: Platinum (300,000)
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Tracks 1-2 by Jerry Finn and Green Day, Tracks 3-15 by Rob Cavallo and Green Day, Tracks 16-21 by Green Day

Lagu: Maria, Poprocks and Coke, Longview, Welcome to Paradise, Basket Case, When I Come Around, She, J.A.R. (Jason Andrew Relva), Geek Stink Breath, Brain Stew, Jaded, Walking Contradiction, Stuck With Me, Hitchin' a Ride, Good Riddance (Time of Your Life), Redundant, Nice Guys Finish Last, Minority, Warning, Waiting, Macy's Day Parade


Shenanigans
  • Terbit: 2 Juli 2002
  • Chart position: #27 US, #32 UK, #100 GER
  • Penjualan: Worldwide: 2 million
  • Label: Reprise Records
  • Produser: Green Day and Rob Cavallo

Lagu: Suffocate, Desensitized, You Lied, Outsider, Don't Wanna Fall in Love, Espionage, I Want to Be on TV, Scumbag, Tired of Waiting for You, Sick of Me, Rotting, Do Da Da, On The Wagon, Ha Ha You're Dead

Greenday americanidiot.png American Idiot

Lagu: American Idiot, Jesus of Suburbia, Holiday, Boulevard of Broken Dreams, Are We The Waiting, St. Jimmy, Give Me Novacaine, She's a Rebel, Extraordinary Girl, Letterbomb, Wake Me Up When September Ends, Homecoming, Whatsername


Death Note adalah judul sebuah serial manga Jepang yang ditulis oleh Tsugumi Ohba dan ilustrasi oleh Takeshi Obata. Manga ini menceritakan tentang Light Yagami, seorang siswa jenius yang secara kebetulan menemukan “Death Note” milik shinigami (dewa kematian). Direalisasikan di majalah Shonen Jump dari Januari 2004 hingga Mei 2006 dengan total 108 bab. Versi tankoubonnya terbit sebanyak 12 jilid dan 1 jilid spesial yang berjudul How to Read 13 yang berisi tentang penjelasan dan profil tentang Death Note.

zenkzu

MATANYA yang berwarna mendung, tampak merem-melek dengan irama yang tidak seimbang. Sering kali terdengar bunyi berkecipak, seperti suara seekor ikan meloncat dari mulutnya. "Hmmm, enak juga," gumamnya. Sekilas ada kilatan aneh di dua baris matanya, jika sempat menangkap! Apalagi saat lelaki paruh baya itu menggigit dengan alot daging lidah santapannya, daging anjing. Tongseng anjing, atau tongseng asu, sengsu. Begitu orang-orang menyamarkannya dengan menyebutnya tongseng kijang balap. Sebagian yang lain memberi istilah B1 untuk daging anjing, B2 untuk daging babi. B1 adalah menu istimewa lelaki itu.Aneh, cara lelaki itu makan. Sangat bersemangat, bahkan terlalu bernafsu. Sebenarnya lebih tampak seperti orang kerasukan, seperti para aktor kuda lumping yang makan beling atau ayam hidup. Tapi, ada satu hal yang lebih spesifik, kebencian. Ia mengunyah dengan kebencian yang kuat. Bukan mengunyah tapi lebih tepat melumat dan menghancurkan. Kebencian yang besar telah memberinya energi yang kuat. Maka dengan gigi gerahamnya yang nyaris habis karena digerogoti kemiskinan, ia mampu melumat, bahkan daging seekor anjing tua yang sudah alot. Sulit untuk menganggap bahwa dia sedang menikmati makan dan bukan kerasukan.Entah sejak kapan lelaki yang hidup sendirian di pinggiran kali itu, begitu gemar menyantap anjing. Gubuknya yang disusun dari kardus dan plastik bekas, bertiang bambu dan kayu yang hanyut terbawa air, mungkin bisa bercerita. Pada dinding kardus di seputar ruangan 2 x 2 meter itu bergelantungan benda kecil bulat, panjang berbulu. Ada yang berbulu lebat panjang, ada yang sangat pendek. Bulu-bulu itu sendiri dari banyak warna, sebagian darinya masih tampak menempel darah kering dan sebagian yang lain masih tampak merah basah. Ekor-ekor anjing yang telah disantapnya. Kalau dihitung mungkin berjumlah 50 sampai 60 potongan ekor anjing. Dengan jumlah itu tetap saja sulit menduga sejak kapan anjing-anjing malang itu masuk ke perutnya. Yang jelas, lelaki perokok klembak menyan yang dipanggil Sumar Kalong itu selalu menyimpan bulu ekor anjing korbannya yang entah ia sambar dari mana."Bukan yang paling enak, karena daging kalong lebih enak," kata Sumar suatu kali, "Tapi anjing tidak tergantikan untuk ditukar dengan kebahagiaan yang tidak pernah berpihak padaku." Salman mengerutkan dahi, jelas sulit memasukkan jawaban itu ke nalarnya. "Anjing adalah pelampiasan, bukan dagingnya, bukan darahnya, bukan pula ekor dan harga-harga yang mahal." Salman tak bereaksi, hanya matanya makin memicing dan kerutannya makin dalam. Salman tahu koleksi ekor anjing Sumar, dan dia tahu Sumar tak mungkin membeli anjing-anjing itu. Ia cuma mampu beli setengah kilo beras dari puntung rokok yang dikumpulkannya. Tapi sungguh, dia tak paham maksud Sumar. Alasan-alasannya yang mengambil risiko tinggi, sebab pencuri anjing pun sering kali mati dibakar massa yang juga butuh pelampiasan dalam menghadapi persoalan hidupnya. Sumar memilih tidak peduli.Suatu kali di depan gubuknya, di seberang jalan, di halaman rumah besar yang pagar tingginya dibuat renggang, tampak seperti sengaja memamerkan keelokan, kemewahan, dan kemampuan penghuninya pada Sumar, seorang perempuan muda cantik turun dari mobil up to date-nya yang harganya selangit. Di dadanya ia membopong seekor anjing pudel yang lucu tapi tampak tolol. "Anjing!" dengus Sumar, kali ini lebih keras. Salman jelas menangkap kegeraman sekeras batu dan kilatan mata yang mungkin ditunggangi kebencian, iri, dan dengki atau entah apalah. Salman cuma menduga karena ia bukan lulusan psikologi yang konon lebih pintar membaca orang. "Anjing...," desah Sumar, desahan yang lebih mirip helaan panjang dari perasaan yang tertahan. Perempuan di seberang jalan menghilang di balik pintu jatinya yang berukir burung merak. Sumar menggembungkan rahang, Salman menunggu adegan berikutnya. Gonggongan anjing pudel dan dalmatian berseliweran antara Salman, kesunyian, dan Sumar yang mematung kemarahan Destarata bertiwikrama."Aku tahu nama anjing-anjing itu," ucap Sumar membuka sepi. "Browni, anjing kecil berbulu cokelat lebat itu sering dipanggilnya. Yang besar dan berwarna totol-totol hitam putih seperti mimpiku bernama Jack. Ha ha ha! Nama mereka seperti nama orang-orang bule di tv, anjing!!!" Ia mengumpat anjing-anjing itu dengan anjing juga. Kegemaran Sumar selalu menggila bila dia melihat Browni digendong perempuan cantik itu, apalagi melihat bibir penuh perempuan itu disorongkan menciumi moncong Browni dan Jack."Asu! Anjing-anjing itu lebih beruntung dari hidupku," katanya. "Ingin aku jadi mereka, mendusel hangat di antara belahan dada majikannya yang ranum. Menjilati hidung dan lehernya yang putih jenjang. Mengendus aroma wangi yang membangkitkan gairah. Mengusap-usap paha dan betis belalangnya di tempat tidur yang empuk, anjing! Asu! Kirik!" Sumar mengumpat-umpat." Binatang itu mudah sekali hidupnya, makan enak, tidur nyaman, naik BMW, dielus, diciumi, bahkan berkalung emas, dan aku cuma berkalung daki!" Dada Sumar naik turun dengan cepat, mungkin napasnya berkejaran di dalam.Salman mencoba bicara dengan hati-hati." Tapi Mar, mereka toh tetap saja anjing, seekor binatang yang tak bisa berpikir," kata Salman. "Man! Seumur hidupku aku berpikir, berpikir! dengan sangat keras! Tapi yang kudapat tidak lebih dari harga seekor anjing kampung yang tua dan sakit-sakitan," timpal Sumar dengan sewot. Banyak yang ingin disampaikan Salman tapi dia terlalu bosan untuk bicara kepada orang berhati sempit yang keras kepala. Sementara bagi Sumar, Salman adalah orang menjengkelkan yang sok bijaksana.Sumar protes, entah kepada siapa. Kenapa nasibnya tidak lebih baik dari seekor anjing. Kenapa namanya bahkan lebih tidak menarik ketimbang Browni dan Jack yang cuma anjing. Kenapa perempuan simpanan itu berumah mewah dan dia cuma sendirian di gubuk kardus yang berbau anyir kali. Ia protes. Protes, entah kepada siapa.Suatu hari, kebencian, amarah, dendam, dan entah perasaan apa lagi, memuncak ke ubun-ubunnya. Membakar hatinya yang juga miskin. Mendorongnya untuk menculik Browni dan Jack. Segala bumbu tongseng dan pisau tajam cap garpu disiapkan untuk pesta perayaan dendam. Dengan tulang kambing berisi apotas untuk meracuni, Jack dan Browni telah berpindah ke wajan Sumar. Tak ada lagi nama Jack dan Browni. Di atas wajan Sumar, mereka cuma bernama Sengsu. Maka, malam itu Sumar berpesta. Tak ada makanan lain selain sengsu. Dia menyantap tuntas dua ekor anjing rumahan yang mahal dengan kerakusan seekor anjing liar yang kerasukan. Usai berpesta ia lelap dalam mimpi, mimpi hitam putih tanpa warna, begitu selalu ceritanya.Sumar Kalong menyangka bahwa kerjanya rapi tak akan terendus siapa pun. Semua operasi perburuannya selama ini dianggapnya aman-aman saja. Dia tidak tahu, bahwa warga perumahan elite di seberang jalan sudah menaruh curiga. Orang miskin macam Sumar memang lebih mudah dijatuhi kecurigaan di antara orang orang kaya.Pagi hari, Sumar masih terlelap dalam mimpi hitam putihnya. Seorang perempuan seksi berwajah telenovela menghampirinya malam itu. Parasnya secantik aktris-aktris Bay Watch. Tubuhnya seseksi model-model cover tabloid murahan negeri ini. Perempuan itu mendekatinya, tersenyum manis, menggoda. Semakin dekat, senyumnya berubah menyeringai, parasnya yang cantik mulai tampak mengerikan. Bibir seksinya tumbuh memanjang membentuk moncong. Bulu-bulu lebat menyembul di sekujur tubuhnya. "Anjing! Sialan!!" Sumar mengumpat di antara ketakutannya sendiri. Tiba-tiba mulut itu membuka, dan "gukk! gukk! gukk!" sebuah gonggongan keras dibarengi suara dobrakan pintu membangunkannya dari tidur.Di pintu gubuk, telah berdiri dengan seringai tajam seekor anjing herder yang terlatih. Di belakangnya tiga orang polisi yang tak kalah sangar dibanding herder menodongkan pistolnya. Rupanya si pemilik Browni dan Jack sepakat bersama warga lain yang telah kehilangan anjingnya untuk menangkap si maling anjing. Tiga orang polisi dan seekor herder berhasil mengendusnya. Sumar tak mampu mengelak dan berdalih. Koleksi ekor-ekor anjingnya adalah bukti yang tak terelakkan. Ia ditangkap.Beruntung, ia hanya menerima beberapa pukulan dari warga yang tak bisa menahan emosi. Untung seragam-seragam dinas polisi itu masih mampu membuat mereka tidak main politik (hakim) sendiri. Sumar digelandang ke sel yang aromanya tak jauh beda dengan sengatan bau kali. "Anjing! Lagi-lagi anjing!" desisnya berkali-kali.Esok harinya, Salman membesuknya sambil membawakan setengah bungkus rokok kretek. Salman sengaja tidak mau berbicara. Ia cuma menyodorkan rokok dan menunggu. Sebaris senyum pun tak tergores di mulut Sumar. Ucapn terima kasih mengalir datar. Rokok kretek diisapnya seperti menyedot racun ular. Digembungkan di kedua pipinya yang berbentuk persegi dan bersisa bumbu sengsu. Dilepaskannya asap kretek seperti melepas seluruh hidupnya. "Anjing, Man. Lagi-lagi anjing!" Diulangnya kalimat itu berkali-kali. "Bahkan, kematian seekor anjing pun telah mengirimku ke ruangan ini." Salman cuma mendengarkan. "Bahkan seekor anjing kampung kecil yang dulu kupelihara dengan baik, telah menyebabkan rumahku terbakar habis. Api besar itu cuma menyisakan onggokan mayat mengerikan, anak dan istriku," setitik air mata menyembul di ujung mata Sumar. Salman diam termangu, ia menarik napasnya. "Anjing," desis Sumar diseling runtuhnya air mata ke lantai sel yang dingin.Mereka berdua terjebak dalam diam yang lama. Cuma asap yang bersahut-sahutan dari mulut Sumar dan Salman. Sampai suara gonggongan keras seekor anjing mengagetkan keduanya. Wajah Sumar tiba-tiba berubah beku. Ia menengok ke arah asal suara. Herder, seekor anjing gembala Jerman yang telah berhasil membongkar pencuriannya dan sempat menggigit tangannya. Wajahnya yang beku menggembung seperti induk kobra yang terganggu tidurnya. Matanya menyorot keras dan giginya gemeletakan. "Anjing!!" Sumar membentak keras. Namun, segera saja bentakannya dibalas dengan bentakan seorang polisi piket yang kaget. "Anjing, diam! jangan teriak-teriak!" Sumar terpaksa surut.Salman pamit pulang. Sumar menyambar tangannya dan mendekatkan mulutnya ke telinga Salman. "Tolong bawakan aku tongseng anjing herder pak polisi itu," bisiknya. Salman menatap mata merah Sumar, tak bereaksi, berlalu meninggalkan Sumar yang tertawa dan menggonggong bersahutan dengan herder dan bentakan polisi piket.Krapyak Wetan, 2002

Kamis, 14 Januari 2010